Beranda | Artikel
Syarat Diterimanya Amalan
Jumat, 25 Mei 2018

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia siapakah diantara mereka yang terbaik amalnya. Amal adalah bagian dari iman. Amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus walaupun sedikit. Amal yang diterima Allah adalah amalan yang memenuhi syarat; ikhlas dan mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110). Amal salih tidak diukur dengan hawa nafsu dan perasaan. Amal salih adalah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Amal inilah yang menjadi sebab masuk ke dalam surga.

Hasan al-Bashri berkata, “Bukanlah iman itu hanya dengan angan-angan atau menghiasi penampilan. Akan tetapi iman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan.” Amalan adalah bukti keimanan. Karena itulah Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3). Amal salih adalah bagian penting dan bukti keimanan yang ada di dalam hati.

Oleh sebab itu amal harus ikhlas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa-apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Para ulama kita mengatakan bahwa sesungguhnya amal-amal itu berbeda-beda keutamaannya sesuai dengan apa-apa yang ada di dalam hati pelakunya berupa iman dan keikhlasan.

Amal yang diterima adalah yang mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka ia pasti tertolak.” (HR. Muslim). Dengan demikian melakukan amal yang sederhana tetapi sesuai sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.

Imam Malik mengatakan, “Barangsiapa melakukan suatu bid’ah seraya meihatnya sebagai suatu kebaikan maka pada hakikatnya dia telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianati risalah.” Islam sudah sempurna. Tidak ada amalan yang bisa mendekatkan diri ke surga kecuali sudah diterangkan. Dan tidak ada amalan yang mendekatkan diri ke neraka kecuali juga sudah diterangkan. Dengan demikian seorang muslim harus ikhlas dalam amalnya dan mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melakukan amalan. Inilah amalan yang akan diterima di sisi Allah dan menjadi sebab masuk ke dalam surga.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/syarat-diterimanya-amalan/